Kamis, 16 Oktober 2014

WAYANG
sejarah-wayang11
Gambar Pertunjukan Wayang Kulit Purwa Belakang Kelir
Wayang telah ada,tumbuh dan berkembang sejak lama hingga kini,melintasi perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia.Daya tahan dan daya kembang wayang telah teruji dalam menghadapi berbagai tantangan dari waktu ke waktu.Karena daya tahan dan kemampuannya mengantisipasi perkembangan zaman itulah,maka wayang dan seni pedalangan berhasil mencapai kualitas seni yang tinggi,bahkan sering disebut seni yang adiluhung.Dibanding dengan teater-teater boneka dari luar negeri,pertunjukan wayang memiliki beberapa kelebihan,terutama Wayang Kulit Purwa.sejarah-wayang9
Gambar Beberapa Jenis Wayang Asia Tenggara
Budaya wayang dan seni pedalangan itu memang unik dan canggih,karena dalam pertunjukkannya mampu memadukan dengan serasi beraneka ragam seni,seperti seni drama,seni suara,seni sastra,seni rupa dan sebagainya dengan peran sentral seorang dalang.Wayang hadir dalam wujudnya yang utuh,baik dalam estetika,etika,maupun falsafahnya.
sejarah-wayang16
Foto Pertunjukan Wayang Kulit Purwa Gagrak Jogjakarta
Wayang dan seni pedalangan dapat disebut sebagai teater total.Setiap lakon wayang digelar dalam pentas total,terutama ketotalan kualitatif yang dinyatakan dalam bentuk lambang-lambang.Cerita wayang dan seluruh peralatannya secara efektif mengekspresikan keseluruhan hidup manusia.Ruangan kosong tempat pentas wayang melambangkan alam semesta sebelum Tuhan menggelar kehidupan.Kelir atau layar menggambarkan angkasa,pohon pisang sebagai bumi,blencong atau lampu sebagai matahari,wayang melambangkan manusia dan makhluk penghuni dunia lainnya,gamelan atau musik melambangkan keharmonisan hidup,dan para penonton melambangkan roh-roh yang hadir dalam pentas wayang.sejarah-wayang14
Foto Pertunjukan Wayang Kulit Purwa Gagrak Surakarta
Penonton merupakan satu kesatuan dalam pergelaran wayang yang tidak saja disuguhi hiburan yang menarik,melainkan diajak untuk berpikir dengan kemampuan penalaran,rasa sosial,dan filosofi.Karena memang pergelaran wayang itu merupakan suatu gambaran perjalanan kerohanian guna memahami hakekat hidup serta proses mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.sejarah-wayang2
Foto Salah Satu Simpingan Wayang Kulit Purwa
Seni budaya wayang ini memiliki kemampuan hamot,hamong,hamemangkat,yang artinya mampu menerima masukan budaya lain,namun tidak begitu saja diserap melainkan disaring untuk selanjutnya diangkat menjadi nilai baru yang cocok bagi perkembangan wayang.
sejarah-wayang17
Foto Ki Dalang Gagrak Surakarta
Wayang telah tersebar hampir di seluruh pelosok negeri di Indonesia.Dalam perkembangannya bermunculan aneka ragam jenis wayang yang disesuaikan dengan kondisi daerah dan selera masyarakatnya.Ada Wayang Kulit Purwa dari Jawa Tengah,Wayang Palembang dari Sumatera Selatan,Wayang Banjar dari Kalimantan Selatan,Wayang Sasak dari Pulau Lombok,Wayang Bali,Wayang Betawi,Wayang Golek Sunda,Wayang Cirebon,Wayang Golek Menak,Wayang Klithik,Wayang Krucil,Wayang Beber,dan lain lain.Namun diantara semua itu nampaknya yang tetap mampu berkembang dengan baik ialah Wayang Kulit Purwa dan Wayang Golek Sunda dengan cerita Ramayana dan Mahabharata.Gambar-gambar di bawah ini beberapa contoh jenis Wayang di Indonesia.
wayang golek sunda
Wayang Golek Purwa Sunda
sejarah-wayang10
Foto Profil Ki Dalang Gaya Betawi
sejarah-wayang5
Gambar di atas ini adalah pertunjukan Wayang Bali
wayang-banjar1
Gambar di atas ini adalah pertunjukan Wayang Banjar
wayang-palembang-18
Gambar di atas ini adalah pertunjukan Wayang Palembang
wayangpotehi
Gambar di atas ini adalah pertunjukan Wayang Potehi
sejarah-wayang3
Contoh Wayang Beber dengan Kisah Mahabarata
sejarah-wayang6
Gambar Wayang Wahyu Kisah Tentang Yesus Kristus
sejarah-wayang7
Wayang di atas adalah Wayang Gedhog dengan Kisah Panji
pertunjukan-wayang-klithik
Gambar Pertunjukan Wayang Klithik
sejarah-wayang81
Gambar Pertunjukan Wayang Kancil
sejarah-wayang12
Gambar di atas adalah pertunjukan Wayang Suket
sejarah-wayang13
Gambar di atas adalah pertunjukan Wayang Orang
Asal-Usul Wayang
Asal-usul wayang memang tidak tercatat secara akurat seperti sejarah,namun orang selalu ingat dan merasakan kehadiran wayang dalam kehidupan masyarakat Indonesia.Wayang merupakan puncak hasil akal budi bangsa Indonesia.
Menurut para pakar,wayang sudah ada sejak zaman 1500 tahun Sebelum Masehi,jauh sebelum agama dan budaya luar masuk ke Indonesia.Jadi wayang dalam bentuknya yang masih sederhana adalah asli Indonesia,yang dalam perkembangannya telah mampu beradaptasi dengan unsur-unsur lain sehingga menjadi ujudnya yang seperti sekarang.Wayang yang kita lihat sekarang berbeda dengan wayang pada masa lalu,begitu pula wayang di masa yang akan datang akan berubah sesuai dengan zamannya.
Keaslian wayang yang berasal dari Indonesia bisa ditelusuri dari penggunaan bahasa Jawa asli seperti wayang,kelir,blencong,kepyak,dalang,kotak dan lain-lain.Dalam perkembangannya bahasa yang digunakan dalam wayang yang tadinya dari bahasa Jawa Kuno atau Kawi kemudian bercampur dengan bahasa Jawa Baru dan bahasa Indonesia.Bahasa campuran ini biasa disebut dengan basa rinengga,maksudnya bahasa yang telah disusun indah sesuai dengan kegunaannya.sejarah-wayang19
Gambar Pertunjukan Wayang Beber Zaman Dahulu
Bermula dari jaman kuno ketika nenek moyang bangsa Indonesia masih menganut animisme dan dinamisme,yang mempercayai roh orang yang sudah meninggal masih tetap hidup dan semua benda itu bernyawa dan mempunyai kekuatan.Roh nenek moyang ini masih terus dipuja dan dimintai pertolongan.Untuk pemujaannya selain melakukan ritual tertentu,mereka juga mewujudkannya dalam bentuk gambar dan patung.Roh nenek moyang yang dipuja ini disebut dengan hyang atau dahyang.
Seseorang yang diyakini bisa berhubungan dan dijadikan sebagai medium perantara untuk meminta pertolongan pada roh nenek moyang,disebut dengan syaman.Ritual pemujaan nenek moyang,hyang dan syaman inilah yang merupakan asal mula pertunjukan wayang.Hyang menjadi wayang,dan syaman menjadi dalang.Sedangkan ceritanya adalah petualangan dan pengalaman nenek moyang.Bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa Kuno yang sampai sekarang masih dipakai.
sejarah-wayang-18
Foto Seni Pertunjukan Tari Topeng Panji di Keraton
Agama Hindu dan Buddha yang berasal dari India kemudian masuk ke Indonesia pada sekitar abad pertama Masehi.Kedua agama ini mempengaruhi perkembangan wayang dengan mengambil cerita dari kitab Ramayana dan Mahabarata yang lebih berbobot.Selama abad X sampai XV,wayang berkembang dalam rangka ritual agama dan pendidikan kepada masyarakat.Pada masa ini telah ditulis berbagai cerita tentang wayang.
Pada masa kejayaan kerajaan Kediri,Singasari dan Majapahit kepustakaan wayang mencapai puncaknya seperti tercatat dalam prasasti di candi-candi,dan karya-karya sastra yang ditulis oleh para empu terkenal seperti empu Sindok,Sedah,Panuluh,Tantular dan lain-lain.Pergelaran wayang sudah bagus,diperkaya dengan penciptaan peraga wayang terbuat dari kulit yang dipahat dan diiringi dengan gamelan.
sejarah-wayang18
Foto Seni Pertunjukan Tari Gatotkaca Gandrung
Menarik untuk diperhatikan cerita Ramayana dan Mahabarata yang aslinya berasal dari India telah diterima dalam pergelaran wayang di Indonesia sejak zaman Hindu hingga sekarang.Sehingga wayang identik dengan Ramayana dan Mahabarata.Namun demikian cerita versi aslinya yang berasal dari India itu sudah banyak berubah alur ceritanya.Kalau di India,Ramayana dan Mahabarata itu berbeda satu dengan yang lain,di Indonesia menjadi satu kesatuan.
Dalam pewayangan cerita bermula dari kisah Ramayana terus bersambung dengan Mahabarata,malahan dilanjutkan dengan kisah zaman kerajaan Kediri.Mahabarata asli berisi 20 parwa,di Indonesia tinggal 18 parwa.Perbedaan yang menonjol juga dari nilai falsafahnya,terutama setelah masuknya agama Islam ke Indonesia.
Falsafah Ramayana dan Mahabarata yang Hinduisme diolah sedemikian rupa sehingga diwarnai nilai-nilai agama Islam.Hal ini tampak dalam kedudukan para dewa,garis keturunan yang patriarkhat dan sebagainya.Wayang diperkaya juga dengan begitu banyak lakon atau cerita gubahan baru yang disebut dengan carangan.Di Indonesia,lebih banyak lakon yang digubah dari cerita Mahabarata daripada Ramayana olah para pujangga kita.
Masuknya agama Islam ke Indonesia pada abad XV membawa perubahan besar terhadap perkembangan wayang.Pembaharuan ini tidak saja dalam bentuk dan cara pergelaran wayang,melainkan juga isi dan fungsinya.Bentuk wayang yang semula realistik proposional seperti pada relief-relief candi,distilir menjadi bentuk imajinatif seperti wayang sekarang.Selain itu banyak tambahan dalam peralatan seperti kelir atau layar,blencong atau lampu,debog atau pohon pisang yang digunakan untuk menancapkan wayang,dan lain-lain.Wayang oleh para wali dahulu digunakan sebagai sarana dakwah,yang disesuaikan dengan nilai-nilai keislaman hingga sekarang.
wayang-panakawan-teletubies
Gambar Pertunjukan Wayang Panakawan Teletubbies
Dari perkembangan wayang tersebut di atas,tampak bahwa awalnya wayang itu berasal dari pemujaan roh nenek moyang pada zaman kuno,yang dikembangkan pada zaman Hindu,kemudian diadakan pembaharuan pada zaman kerajaan Islam dan terus berkembang hingga zaman penjajahan dan kemerdekaan hingga sekarang.
sejarah-wayang111
Foto Seni Tatahan atau Sunggingan Wayang Kulit
Wayang bukan sekedar tontonan bayang-bayang melainkan sebagai wewayangane ngaurip,yaitu bayangan hidup manusia.Dalam pertunjukkan wayang,dapat dinalar dan dirasakan bagaimana kehidupan manusia itu mulai dari lahir hingga mati.Perjuangan hidup manusia untuk menegakkan kebenaran dan keadilan,dan pesan-pesan moral lainnya juga dimasukkan dalam pertunjukkan wayang.Sehingga wayang tak ubahnya sebagai buku falsafah Nusantara yang bisa dipakai sebagai sumber etika dan moral bangsa Indonesia.
Mengenal Beberapa Tokoh Wayang
Abilawa
a02_abilawa_solo
Jagal Abilawa grafis wayang gagrak Surakarta
Nama samaran yang digunakan oleh Bima,ketika ia bersama saudara-saudaranya,para Pandawa dan Dewi Drupadi bersembunyi di Kerajaan Wirata.Ini terjadi setelah para Pandawa bersama Dewi Drupadi selesai menjalani masa pembuangan di hutan selama 12 tahun,karena kalah di meja judi.
abilawa-cirebon
Wayang Kulit gagrak Cirebon Abilawa
Menurut perjanjian yang telah disepakati itu,sesudah masa pembuangan Pandawa harus bersembunyi dan menyamar selama satu tahun.Bilamana dalam satu tahun itu,ada salah seorang Pandawa yang dapat diketemukan dan dikenali penyamarannya oleh Kurawa,mereka harus menjalani hukuman pembuangan di hutan lagi selama 12 tahun.
a03_abilawa_yogya
Jagal Abilawa grafis wayang gagrak Yogyakarta
Dalam penyamarannya,Bima alias Abilawa bekerja sebagai penyembelih hewan ternak,yang dalam bahasa Jawa disebut Jagal.Ia bekerja pada seorang juru masak Istana Wirata bernama Jagal Welakas.
abilawa-sukasman
Wayang Ukur karya Ki Sukasman Jagal Abilawa
Selama setahun bersembunyi di Kerajaan Wirata,Abilawa sempat membunuh tiga orang senapati Wirata yang bernama,Rajamala,Rupakenca dan Kencakarupa.Mereka adalah ipar Raja Wirata,Prabu Matswapati.Para senapati itu hendak bertujuan mengambil kekuasaan.
7830_299380240152_208771375152_9439868_6221384_n
Rupakenca dan Kencakarupa menantang Seta,Utara,dan Wratsangka yang adalah para putera Prabu Matswapati.Yang menjadi jago di pihak Rupakenca dan Kencakarupa adalah Rajamala.Sedangkan yang menjadi jago di pihak Seta,Utara,dan Wratsangka adalah Jagal Abilawa.Taruhannya adalah hak atas Kerajaan Wirata.
a-jagalabilawa
Wayang Kulit Jagal Abilawa
Dalam adu tanding sampai mati itu,Abilawa berhasil membunuh Rajamala dengan bantuan panah Pasopati yang dicelupkan di Sendang Panguripan di tepi gelanggang.Karena tiap kali berhasil terbunuh,mayat Rajamala yang dibawa oleh Rupakenca dan Kencakarupa kemudian diceburkan ke Sendang Panguripan,berhasil hidup lagi.Demikian hingga berkali-kali,sampai Abilawa kehabisan tenaga.
jagal-abilawa
Peran Arjuna yang pada waktu itu menyamar dengan memakai nama Kendi Wrahatnala membantu dengan mencelupkan panah Pasopati miliknya ke dalam sendang tersebut.Sehingga pada waktu mayat Rajamala diceburkan lagi ke sendang,mayat itu segera melepuh dan hancur menjadi bubur.Melihat hal itu Rupakenca dan Kencakarupa menjadi marah besar dan mengamuk,namun mereka berdua akhirnya berhasil dibunuh oleh Abilawa.
a01_abilawa_banyumas
Jagal Abilawa grafis wayang gagrak Banyumas
Menurut kitab Mahabarata,nama samaran Bima ketika bersembunyi di Wirata,adalah Balawa atau Walala.Sedangkan nama senapati Wirata yang dibunuh Balawa adalah Kincaka,karena Kincaka berbuat kurang sopan pada Dewi Drupadi yang pada waktu itu menyamar dengan nama Malini,Sairandri,Sairindri atau Syarindri,berperan sebagai pelayan pribadi permaisuri raja Wirata.Nama Rajamala dan Rupakenca tidak disebut di dalam kitab Mahabarata.
Abimanyu
275px-abhimanyu
Gambar Abimanyu berpamitan dengan istrinya Versi India
Abimanyu adalah putera kesayangan Arjuna dari salah seorang istrinya yang bernama Dewi Subadra.Abimanyu,berasal dari bahasa Sanskerta yaitu dari dua kata Abhi yang berarti berani,dan Manyu yang berarti tabiat.
abimanyu_solo
Grafis Wayang Abimanyu gagrak Surakarta
Abimanyu adalah seorang ksatria yang tampan,pendiam,berilmu tinggi,dan kuat bertapa.Itulah sebabnya ia berhasil mendapatkan Wahyu Cakraningrat,yang kelak keturunannya akan menjadi raja-raja besar.
abimanyu_yogya
Grafis Wayang Abimanyu gagrak Yogyakarta
Abimanyu beristrikan dua orang,yaitu Dewi Siti Sundari,puteri Prabu Kresna dan Dewi Utari,puteri Prabu Matswapati.Perkawinan dengan Dewi Siti Sundari tidak menghasilkan keturunan.Sedang dengan Dewi Utari,Abimanyu mendapatkan seorang putera yang tidak sempat ia saksikan kelahirannya,karena gugur dalam perang Baratayuda.Puteranya itu dinamakan Parikesit.Kelak setelah perang Baratayuda selesai,dan Pandawa menang,Parikesit lah yang menduduki tahta Kerajaan Astina.
a-togog-punokawan-fake-king
Wayang Kulit Abimanyu gagrak Surakarta
Kasatrian tempat tinggalnya adalah Plangkawati,setelah dia berhasil membunuh raja gandarwa bernama Angkawijaya alias Jayamurcita dari kerajaan Plangkawati.
Dalam perang Baratayuda,Abimanyu tampil sebagai senapati perang dari pihak Pandawa pada hari ke-13.Sewaktu Abimanyu mendengar kematian adiknya,yang bernama Brantalaras dia menjadi kalap dan mengamuk,tidak mampu mengendalikan diri lagi.
abimanyu-ensik
Wayang Kulit Abimanyu wanda Padasih
Akhirnya Abimanyu menjadi terperangkap di dalam jebakan pasukan Kurawa yang memakai siasat perang Cakrabhuya atas saran Begawan Drona.Dia terpisah dari pasukannya,sementara usaha untuk mendekati Begawan Drona yang telah membunuh adik-adiknya tidak berhasil.
abimanyu_cirebon
Wayang Kulit Abimanyu Gugur gagrak Cirebon
Serangan dari pasukan Kurawa menjadi bertubi-tubi,ratusan anak panah dilepaskan ke tubuh Abimanyu.Sehingga sampai diistilahkan lukanya sebagai tatune arang kranjang.Kondisinya sangat mengenaskan,namun masih sanggup membunuh putra mahkota kerajaan Astina,Lesmana Mandrakumara dengan panah Kyai Gusara,pemberian mertuanya,Prabu Kresna.
raden-abimanyu
Wayang Kulit Raden Abimanyu
Hal ini membuat kemarahan besar pasukan Astina,segeralah Jayadrata,ipar Prabu Suyudana menaiki gajahnya,dan menginjak-injak tubuh Abimanyu yang penuh luka.Tidak hanya itu,dengan gada Kyai Glinggang milik Jayadrata,kepala Abimanyuremuk dihatamnya.
abimayu-jawa-timuran
Wayang Kulit Abimanyu gagrak Jawa Timuran
Peristiwa gugurnya Abimanyu secara aniaya itu membuat dendam yang amat sangat pada diri Arjuna,ayah Abimanyu.Ia mengucapkan sumpah akan bunuh diri bilamana keesokan harinya tidak dapat membalaskan dendam kematian anaknya.Akhirnya dengan bantuan Prabu Kresna,Arjuna berhasil membunuh Jayadrata.
Abiyasa
abiyasa_solo1
Grafis wayang Abiyasa gagrak Surakarta
Abiyasa adalah kakek dari keluarga Pandawa dan Kurawa.Ayahnya adalah Begawan Palasara,pertapa terkenal dari Gunung Rahtawu,Ibunya adalah Dewi Durgandiniyang telah pergi meninggalkannya sejak masih bayi.
abiyasa-muda-ky
Wayang Kulit Kyai Inten Abiyasa sewaktu muda
Kisah kelahiran Abiyasa menurut pewayangan adalah sebagai berikut:
Dewi Durgandini yang hidup sebagai wanita pendayung perahu tambangan di sungaiYamuna,suatu hari mendapat pelanggan seorang pertapa muda,bernamaPalasara,yang meminta diseberangkan ke sisi lain sungai itu.Di dalam perahu Palasaramenawarkan bantuan untuk menyembuhkan penyakit kulit yang diderita Dewi Durgandini.Pada waktu Palasara mengobatinya,si Penyakit melawan,sehingga terjadi perkelahian.Perkelahian dasyat itu menyebabkan terjadinya badai di sekitar perahu.Sang penyakit kalah,dan menjelma menjadi seorang pria berwajah buruk,bernama Rajamala.Akibat badai perahu itupun akhirnya pecah menjadi dua,dan menjelma menjadi manusia.Oleh Palasara,keduanya diberi nama Rupakenca danKencaka Rupa.Dayungnya kemudian berubah menjadi seorang wanita cantik,yang diberi nama Dewi Rekatawati.Mereka semua meminta diakui sebagai anakPalasara.Permintaan itu diterima,dan oleh Palasara disuruh pergi ke kerajaanWirata,guna menghadap kakak Dewi Durgandini,yang bernama Durgandana atauPrabu Mastwapati.
Pecahnya perahu itu membuat Palasara dan Dewi Durgandini terdampar di sebuah pulau.Di pulau inilah Dewi Durgandini menikah dengan Palasara,hamil dan akhirnya melahirkan Abiyasa.
Ketika masih bayi,Abiyasa pernah berebut air susu Dewi Durgandini dengan bayiResi Bisma(nama kecinya adalah Dewabrata).Pada waktu itu Sentanu,ayahDewabrata, datang ke Astina bersama bayinya,meminta Dewi Durgandini mau membagi air susunya dengan Dewabrata.Dewi Durgandini yang pada waktu itu menjadi permaisuri Palasara tidak keberatan.Tetapi ternyata Dewabrata amat rakus,sehingga Abiyasa sering tidak kebagian air susu ibunya sendiri.Ini yang membuat Palasara,yang ketika itu sudah menjadi raja dan bergelar Prabu Dipakiswara menjadi marah.Karena persoalan air susu itu,Palasara bertanding dengan Sentanu.Akhirnya dapat dilerai oleh Batara Narada,dan atas kehendak para dewa,Palasara harus mengalah pada Sentanu.Ia harus merelakan tahta kerajaanAstina dan permaisurinya,Dewi Durgandini kepada Sentanu.
a05_abiyasa_raja_solo
Grafis wayang Abiyasa ketika menjadi Raja gagrak Surakarta
Sebagai seorang pertapa sesungguhnya Abiyasa tidak berkeinginan menjadi Raja.Lagi pula ia memang tidak berhak menduduki tahta Kerajaan Astina,karena ia tahu yang lebih berhak adalah Resi Bisma atau Dewabrata,putera Prabu Sentanu,Raja Astinaterdahulu.Namun karena Resi Bisma sudah bersumpah tidak akan menduduki tahtaAstina,Abiyasa terpaksa menuruti kehendak ibunya,menjadi Raja.Ibu Abiyasa,Dewi Durgandini setelah berpisah dengan Palasara menjadi permaisuri Prabu Sentanu.
prabu-kresna-dwipayana
Wayang Kulit Prabu Kresna Dwipayana gagrak Jogjakarta
Sebelum Abiyasa naik tahta,yang menjadi Raja Astina adalah Citranggada danWicitrawirya.Keduanya adalah putra Dewi Durgandini dengan Prabu Sentanu.Namun ternyata keduanya tidak berumur panjang,mati dalam usia muda.Selain mengemban tugas menjadi Raja,Abiyasa juga berkewajiban melanjutkan garis keturunan keluarga Barata atau keluarga Kuru.Sehingga selain menjadi RajaAstina,Abiyasa juga disuruh mengawini kedua janda adik tirinya,yang bernama Dewi Ambika dan Ambalika,para putrinya Prabu Darmamuka dari Kerajaan Giyantipura.Mulanya keduanya itu sekaligus permaisuri Prabu Citranggada.SetelahCitranggada meninggal,keduanya diperistri Wicitrawirya,adik Citranggada.SetelahWicitrawirya juga meninggal,akhirnya keduanya diperistri oleh Abiyasa.Tetapi di luar kemauannya,Abiyasa juga mengambil seorang dayang,bernama Drati.
Dari ketiga istri Abiyasa itu,masing-masing mendapat seorang putera.Ketiga puteranya cacat tubuhnya.Cacat yang diderita mereka disebabkan oleh kutukan Dewa,karena ketiga istrinya merasa jijik ketika harus melayani Abiyasa di tempat tidur.Walaupun pribadinya terpuji dan bersikap lembut,Abiyasa memang berwajah buruk,kulitnya kasar dan hitam.
Dewi Ambika selalu memejamkan matanya pada saat harus melayani suaminya di tempat tidur,akibatnya ia dikutuk para Dewa,anak yang dilahirkan akan menjadi buta.Anak itu diberi nama Destarata atau Drestarastra.Destarata inilah yang nantinya menurunkan keluarga Kurawa.Sedangkan Dewi Ambalika selalu berwajah pucat dan memalingkan muka bila melayani suaminya,sehingga ia pun juga dikutuk oleh para Dewa,anak yang dilahirkannya akan memiliki cacat yaitu memiliki leher yang kaku dan bermuka pucat,yang diberi nama Pandu Dewanata yang kemudian akan menurunkan keluarga Pandawa.Dayang yang bernama Drati pun juga tidak ikhlas dalam melayani suaminya,Abiyasa.Ia selalu menggelinjangkan kakinya bila sedang melayani,maka ia juga dikutuk para Dewa,anak yang dilahirkannya kelak akan memiliki panjang sebelah kakinya,yang kemudian mendapat nama Yama Widura.
abiyasa-murka-ky
Wayang Kulit Kyai Inten Abiyasa sewaktu murka
Abiyasa berumur sangat panjang,bahkan sempat menyaksikan upacara penobatan cicitnya,Prabu Parikesit,sebelum akhirnya moksa.Dialah yang bernama lain Wyasayang menulis Kitab Mahabarata.Waktu menjadi Raja Astina,dia bernamaKresnadwipayana.Ia juga memiliki nama lain Sutiksnaprawa,artinya orang yang arif dan bijaksana.Atau Rancakaprawa,artinya orang yang suka menolong pada orang yang ditimpa kemalangan.Abiyasa sendiri dari kata Abhi berarti dekat,atau bersifat danyasa berarti terpuji,jadi orang yang selalu bersifat terpuji.Kitab Mahabarata yang asli adalah mahakarya Begawan Abiyasa sebagai pujangga sastra.Buku yang kemudian sebagai buku suci umat Hindu ini,terdiri atas 18 parwa dan lebih dari 7000 seloka.
Achintya
achintya-bali
Wayang Kulit Parwa Bali Achintya atau Sang Hyang Tunggal
Dalam Wayang Parwa Bali adalah pelindung dunia wayang,penguasa alam pewayangan,sering juga disebut Hyang Tunggal atau Hyang Licin.Peraga wayangAchintya adalah yang paling kecil diantara semua peraga wayang parwa Bali.Identik dengan Dewa Ruci,yang digambarkan serupa bayi tanpa busana.Di atas kepala,di kemaluan,telinga,di kedua bahu,siku,lutut,dan kedua ujung kakinya dibuat ornamen serupa trisula.
Adimanggala
a07_adimanggala_solo
Grafis Wayang Adimanggala gagrak Surakarta
patih-adimanggala
Grafis Wayang Adimanggala gagrak Jogjakarta
Adimanggala adalah patih negara Awangga pada zaman pemerintahan Adipati Karna.Dia sebenarnya anak gelap yang lahir dari skandal yang dilakukan ibunya,Ken Sayuda atau Nyai Segopi dengan Ugrasena,putera Prabu Basukunti,RajaMandura.Untuk menutupi skandal itu,Ken Sayuda kemudian dinikahkan denganAntagopa,Demang Widarakandang.
Adirata
a08_adirata_solo
Grafis wayang Adirata gagrak Surakarta
Adirata adalah sais atau kusir di Kerajaan Astina,yang kemudian menjadi ayah angkatAdipati Karna,karena dia dan istrinya yang bernama Nadha atau Radha tidak memiliki keturunan.
adirata-ekawarna-solo
Wayang Kulit karya Ki Bambang Suwarno Adirata
Adirata menemukan bayi yang terapung di dalam peti kayu yang hanyut di sungai,yang ternyata adalah anak Dewi Kunti dengan Batara Surya.
Adrika
a45_andrika_solo
Grafis wayang Dewi Adrika gagrak Surakarta
Dewi Adrika adalah seorang bidadari yang menjalani kutukan sehingga ia terpaksa turun ke dunia dan menjelma menjadi seekor ikan besar di Sungai Yamuna.Suatu ketika ikan itu menelan benih(mani) Prabu Basuparicara atau Basupati yang jatuh ke sungai,sehingga ikan betina itu akhirnya hamil,dan melahirkan bayi kembar,yang berwujud manusia laki-laki dan perempuan.Kedua bayi itu kemudian dititipkan kepada seorang pendayung tambang bernama Dasabala.Kelak di kemudian hari kedua bayi itu setelah dewasa diserahkan kepada Prabu Basupati,raja kerajaan Wirata,dan diberi nama Durgandana yang nantinya menjadi Prabu Matswapati dan Dewi Durgandiniyang nantinya menjadi istri Palasara dan Prabu Sentanu,raja Astina.
Agnyanawati
a41_agnyanawati_solo
Grafis wayang Dewi Agnyanawati gagrak Surakarta
Dewi Agnyanawati alias Dewi Sugatawati adalah puteri Prabu Krentagnyana dariKerajaan Giyantipura.Sebelumnya dia adalah istri Prabu Boma Narakasura,rajaKerajaan Trajutrisna.Karena ketahuan terlibat skandal cinta dengan adik iparnya,Samba maka oleh Prabu Boma Narakasura,Samba kemudian tewas dengan tubuh tercabik-cabik oleh kakaknya sendiri.
agnyanawati-ky
Wayang Kulit Kyai Inten Dewi Agnyanawati
Melihat hal ini,ayah mereka,Prabu Kresna justru membela Samba,karena menurut pendapatnya,memang Samba lah jodohnya Dewi Agnyanawati,Samba adalah titisanDewa Drema sedangkan Dewi Agnyanawati adalah titisan Dewi Dremi.Kedua Dewa-Dewi itu sebelumnya telah bersepakat untuk membangun cintanya lagi setelah keduanya menitis di dunia.Oleh Prabu Kresna,mayat Samba berhasil dihidupkan kembali,karena memang belum saatnya mati,dengan Cangkok Wijayakusuma,Sambahidup lagi.Kemudian Prabu Kresna membunuh anaknya sendiri,Prabu BomaNarakasura dengan senjata Cakra.
Airawata
275px-god_indra
Gambar Batara Indra yang tengah menunggang gajah putih,Airawata
gajah-putih
Wayang Kulit Gajah Putih Aerawata
Airawata atau Erawata adalah nama gajah tunggangan Dewa Indra.Dia adalah pemimpin para gajah,besarnya berlipat kali dari gajah biasa,bahkan dalam mitologiHindu,dia digambarkan sebagai gajah yang berwarna putih berkepala lima.
Amba
amba_solo
Grafis Wayang Dewi Amba gagrak Surakarta
Adalah puteri sulung Prabu Darmamuka dari negara Giyantipura atauSruwantipura.Dalam kitab Mahabarata negeri ini disebut Kerajaan Kasi,sedangkan rajanya disebut Kasendra.Dewi Amba bersaudara denganWahmuka,Arimuka,Ambika dan Ambalika.Ketiga puteri itu cantik semua,sedangkanWahmuka dan Arimuka berujud raksasa gagah dan sakti yang sayang sekali kepada saudara-saudara perempuannya.
Pada suatu ketika diadakanlah sayembara,barang siapa yang bisa mengalahkan dalam pertandingan hidup mati dengan Wahmuka dan Arimuka,maka pemenangnya akan mendapatkan ketiga puteri Prabu Darmamuka itu.Banyak pelamar yang gagal dan tewas di tangan Wahmuka dan Arimuka.Sampai akhirnya,datanglah seorang ksatria dari Astina,bernama Dewabrata yang berhasil memenangkan pertandingan dan memboyong ketiga puteri tersebut.
Sesampainya di istana Astina,ketiga puteri boyongan itu tidak diperistri olehDewabrata,tapi dijodohkan dengan adik tiri Dewabrata,raja Astina,Prabu Citranggada(Citrasoma).Dewi Ambika dan Ambalika tidak protes,keduanya menurut saja.Namun Dewi Amba tidak mau,ia jatuh cinta pada Dewabrata dan beralasan bahwa yang membunuh Wahmuka dan Arimuka adalah Dewabrata(Bisma),bukanCitranggada,jadi Bisma lah yang seharusnya menjadi suaminya.
Bisma menolak cinta Dewi Amba,karena ia sebelumnya telah terikat sumpah,tidak akan menikah untuk selamanya.Namun Dewi Amba tidak mau mendengar alasannya,ia terus menuntut dan mendesak Bisma,sehingga akhirnya Bisma naik darah.Agar Dewi Amba takut kepadanya,Bisma menakutinya dengan mengacungkan anak panah,tapi Dewi Amba tidak mempedulikannya.Sampai akhirnya karena gugup,tanpa sengaja anak panah itu terlepas dari busur Bisma,menyebabkan tewasnya Dewi Amba.Bisma menjadi sangat menyesalinya.
Sebelum tewas,Dewi Amba sempat berpesan pada Bisma,bahwa ia akan tetap menuntut hidup bersama dengan ksatria pujaannya itu di alam lain.Dalam perangBaratayuda kelak,Bisma akan berhadapan dengan seorang prajurit wanita yang akan berhadapan dengannya,dan berhasil membunuhnya.Prajurit wanita itu nantinya adalahSrikandi,yang disusupi arwah Dewi Amba.
Ambika dan Ambalika
ambika_solo
Grafis wayang Dewi Ambika gagrak Surakarta
Dewi Ambika dan Ambalika adalah kakak beradik yang selalu mengalami nasib serupa satu dengan yang lain.Mereka kawin dengan orang yang sama yaitu rajaAstina,Prabu Citranggada alias Citrasoma.Kemudian waktu Prabu Citranggadatewas dalam pertempuran melawan raja raksasa,keduanya sama-sama menjadi janda.Dan kemudian keduanya kawin dengan adik Citranggada,yaitu Prabu Wicitrawirya.Suami kedua ini pun juga segera meninggal,dan kedua kakak beradik ini sama-sama menjanda lagi.Dari kedua perkawinan ini,Dewi Ambika dan Ambalikabelum sempat memperoleh anak.Mereka berdua akhirnya kawin dengan suami ketiga,yaitu Abiyasa.
Abiyasa ini tidak tampan dan sudah tua,sehingga Dewi Ambika dan Ambalika tidak begitu mencintainya.Tetapi atas desakan dari ibu mertuanya,Dewi Durgandini agar keduanya mau diperistri oleh Abiyasa dan harus mendapatkan keturunan demi kelangsungan Dinasti Barata.
Dalam melayani suaminya,Dewi Ambika selalu memejamkan mata.Ia merasa jijik melihat wajah Abiyasa.Karena perbuatan yang tidak pantas ini,para Dewa lalu mengutuknya.Bayi yang akan dilahirkannya,buta matanya.Bayi tunanetra itu diberi nama Destarastra.
ambalika_solo
Grafis Wayang Dewi Ambalika gagrak Surakarta
Seperti saudarinya,Dewi Ambalika pun merasa jijik jika melayani suaminya.Ia selalu memalingkan wajah dan menjadi pucat setiap kali menunaikan kewajibannya.Perbuatan ini pun dikutuk para Dewa,kelak bayi yang dilahirkannya akan memiliki kelainan berwajah pucat dan leher kaku(tengeng).Bayi ini diberi nama Pandu Dewanata.
Amongdenta
a09_amongdenta_solo
Grafis Wayang Amongdenta gagrak Surakarta
Amongdenta adalah patih dari Kerajaan Jumapala,berwujud raksasa.Rajanya bernama Sridenta.Pada pergelaran Wayang Kulit Purwa,tokoh Amongdenta oleh para dalang sering dipakai untuk memerankan tokoh-tokoh patih raksasa sabrangan,sebagai wayang srambahan.Figur peraga Amongdenta muncul dalam berbagai nama.
Amongmurka
a10_amongmurka_solo
Grafis wayang Amongmurka gagrak Surakarta
Amongmurka atau Mamangmurka adalah tokoh sakti bala tentara sabrangan.Dalam pewayangan,figur ini juga merupakan wayang srambahan.Dianggap bisa ditampilkan sebagai senapati negara mana saja,asal bersifat sabrangan.
Anala
kapi_anala
Grafis Wayang Kapi Anala gagrak Surakarta
Kapi Anala adalah pahlawan kera berbulu merah,putera pujaan Batara Brahma atauBatara Agni.Dalam pewayangan selain sakti,Anala juga dikenal sebagai ahli teknik yang menjadi arsitek pembantu dalam pembuatan tambak yang membendung laut yang memisahkan daratan Suwelagiri dengan Alengka.Sedangkan arsitek utamanya adalahKapi Nala,putera Batara Wiswakarma.
Ancakogra
ditya-kala-ancakogra
Gambar Wayang Ditya Kala Ancakogra
Ancakogra adalah tokoh lakon carangan,semula berwujud ancak,anyaman bambu untuk tempat sesajen,yang dihidupkan oleh Sitija,atau Boma Narakasura,ketika anakPrabu Kresna itu dalam perjalanan mencari ayahnya.Sitija kemudian mengangkatnya sebagai senapati Kerajaan Trajutrisna.
Kemampuan Sitija menhidupkan orang yang mati di luar takdir disebabkan dalam perjalanannya mencari ayahnya,Sitija dibekali oleh ibunya,Dewi Pratiwi,dengancangkok Wijaya Kusuma.Di suatu pantai,Sitija melihat buih ombak laut,ancak sesajen,bangkai burung dara,sisa panggang ayam,dan sebuah anda(tangga).OlehSitija,barang-barang ini berhasil dihidupkan kembali dengan cangkok Wijaya Kusuma.Ancak sesajen menjelma menjadi raksasa diberi nama Ancakogra,tangga juga menjadi raksasa,diberi nama Amisunda,burung dara menjadi raksasa diberi namaMahodara,panggang ayam menjadi burung Garuda Wilmana,dan buih ombak laut menjadi raseksi,diberi nama Nyai Cetisagara.
Ancakogra akhirnya mati di tangan Prabu Baladewa,terkena pusakaNanggala,tubuhnya hancur berkeping-keping menjadi batang-batang bambu,karenaPrabu Baladewa sangat marah pada Ancakogra yang dinilainya telah banyak menghasut Sitija untuk berani melawan bapaknya,Prabu Kresna.
Andini
andini
Gambar Patung Lembu Andini
Andini adalah nama seekor lembu betina yang menjadi kendaraan Batara Guru,penguasa kahyangan.Sebenarnya lembu ini penjelmaan jin sakti sehingga bisa terbang.Karena ia ingin menjadi penguasa dunia,jin Andini bertapa di Gunung Tengguru selama bertahun-tahun.Maksudnya kemudian dicegah oleh Batara Guru,yang mengatakan bahwa penguasa bumi ini sudah ada,dialah sendiri,sangBatara Guru.Andini minta bukti,menanyakan siapa jati dirinya pada Batara Guru.OlehBatara Guru dijelaskan kalau Andini sesungguhnya adalah anak raja jin bernamaRohpatama atau Rohpatanam dari dunia Sunyaruri.Akhirnya Andini mengakui keunggulan Batara Guru,dan kemudian menjadi kendaraan tunggangan Batara Guru.Ada yang menyebut lembu Andini dengan nama Nandini.
Anggada
a11_anggada_solo
Grafis Wayang Anggada gagrak Surakarta
Anggada adalah kera berbulu merah.Ia anak tunggal Resi Subali,raja kera dariGuwakiskenda.Ibunya adalah seorang bidadari bernama Dewi Tara.Ketika masih bayi,ayahnya tewas dipanah Rama pada saat berkelahi melawan Sugriwa.Mereka berkelahi memperebutkan Dewi Tara,sekaligus tahta kerajaan Guwakiskenda.
a12_anggada_yogya
Grafis Wayang Anggada gagrak Jogjakarta
Setelah ayahnya tewas,ibunya kawin dengan Sugriwa.Anggada tetap diasuh dan dibesarkan dengan kasih sayang oleh Sugriwa,adik ayahnya.Walaupun masih muda,Anggada diangkat oleh Sugriwa sebagai salah satu senapati perang pada waktu membantu Rama dari kerajaan Ayodya melawan Rahwana dari kerajaan Alengka.
anggada-ensik
Wayang Kulit Anggada gagrak Jogjakarta
Anggada kemudian ditugasi sebagai duta Rama untuk menjajagi kekuatan Alengkasekaligus memberikan ultimatum.Setelah bertemu dengan Rahwana,Anggada malah menjadi terhasut oleh hasutan Rahwana yang mengatakan sebenarnya dia itu anakResi Subali yang dibunuh oleh Prabu Rama pada waktu membela Sugriwa,pamannya sendiri.Dan ibunya,Dewi Tara adalah adik Dewi Tari,istrinya.
anggada2
Wayang Golek Purwa Sunda Anggada
Hasutan Dasamuka ini berhasil mempengaruhi pendirian Anggada.Dengan dada penuh dendam,Anggada mengamuk di markas pasukan Rama diSuwelagiri,mengancam Rama dan Sugriwa.Oleh Anoman dan Sugriwa,Anggadaberhasil diringkus dan disadarkan bahwa Rama membunuh Subali semata-mata hanyalah mengemban tugas dari Dewa.Karena Subali dinilai bersalah telah mengajarkan Rahwana,ilmu Aji Pancasona yang digunakan oleh Rahwana untuk berbuat angkara murka.Akhirnya Anggada menjadi insyaf dan menjadi sadar kembali.
wy-anggada
Wayang Kulit Anggada gaya Surakarta
Atas jasa-jasanya yang telah membantu Rama dalam penyerbuannya keAlengka,termasuk berhasil membunuh Aswani Kumba,putera Kumbakarna.Anggadamendapat nama tambahan yaitu Jaya Anggada.
Anggajali
batara-anggajali
Wayang Kulit Batara Anggajali gagrak Jogjakarta
Batara Anggajali sebenarnya adalah seniman dari Kerajaan Medang Kamulan.Ia kemudian dikenal sebagai empu pembuat senjata pusaka sakti milik para dewa.Atas perintah Batara Guru,Anggajali pernah menggembleng Tutuka di kawahCandradimuka,sehingga menjadi ksatria sakti yang kemudian bernama Gatotkaca.
Batara Anggajali adalah anak Batara Ramadi yang juga seorang empu yang bekerja untuk kepentingan para dewa.Atas jasa-jasanya,Batara Anggajali kemudian menjadi berkedudukan setara dengan para dewa.Istrinya bernama Dewi Saka,dan mempunyai anak bernama Aji Saka.Batara Guru pernah memberinya sebuah kerajaan bernamaSurati,dan memakai nama Prabu Iwaksa.Aji Saka dalam pewayangan disebut-sebut sebagai cikal bakal leluhur suku Jawa.
Anggawangsa
a13_anggawangsa_solo
Grafis Wayang Resi Anggawangsa gagrak Surakarta
Disebut juga Resi Hanggawangsa,adalah raksasa pertapa yang menolong Dewi Maerah setelah permaisuri Prabu Basudewa itu dibuang ke hutan dalam keadaan mengandung.Oleh Resi Anggawangsa,Dewi Maerah dibawa ke padepokannya,Wisarengga.Sampai kemudian melahirkan bayi yang diberi namaKangsa.Namun Dewi Maerah akhirnya meninggal beberapa hari setelah melahirkan.
Resi Anggawangsa lalu mendidik dan mengajar Kangsa dengan berbagai ilmu sehingga menjadi pemuda yang sakti.Setelah dewasa,Resi Anggawangsamengatakan bahwa Kangsa adalah putera Dewi Maerah,permaisuri Prabu Basudewa.Dan menyarankan agar Kangsa pergi ke kerajaan Mandura,menemuiPrabu Basudewa.Saran ini kurang tepat,karena sesungguhnya Kangsa bukanlah anak yang sebenarnya dari Basudewa,melainkan anak Prabu Gorawangsa yang menyaru sebagai Basudewa.
Anggeni
kapi-anggeni
Grafis Wayang Kapi Anggeni
Kapi Anggeni adalah kera berambut api,putera kesayangan Batara Brama.Ia salah seorang prajurit Guwakiskenda yang membantu Prabu Ramawijaya dalam membebaskan Dewi Sinta.
Anggira
a14_anggira_solo1
Grafis Wayang Resi Anggira gagrak Surakarta
Resi Anggira dari pertapaan Giriwahana adalah putera Batara Brahma.Sejak remaja hingga lanjut usia terus-menerus bertapa dengan menggantungkan kakinya di tebingJamurdipa sampai umur 100 tahun.Karena itu suatu saat Batara Guru datang menemuinya guna menanyakan maksud tujuannya dia bertapa.
Resi Anggira mengatakan dia akan terus bertapa sampai para dewa memberikan kesaktian pada kedua telapak tangannya.Pertapa itu ingin agar setiap kepala semua makhluk hidup yang dipegangnya dapat hancur luluh menjadi abu.
Karena kagum akan ketekunannya bertapa,Batara Guru meluluskan permintaanya itu.Namun Resi Anggira belum yakin jika belum mencobanya,ia minta agar diperbolehkan memegang kepala Batara Guru untuk membuktikannya.Permintaan yang kurang ajar itu membuat Batara Guru murka.Dan mengutus Batara Wisnu untuk menghukum Resi Anggira.
Batara Wisnu kemudian menjelma menjadi wanita muda dan cantik,yang mengaku bernama Dewi Anggarini,dan menemui Resi Anggira.Karena rayuannya,akhirnyaResi Anggira terpikat dan bermaksud memperistrinya.Wanita muda itu bersedia kawin asalkan Resi Anggira yang telah puluhan tahun bertapa itu mandi dan mencuci rambutnya terlebih dahulu.Tanpa berpikir panjang,Resi Anggira bergegas pergi ke kolam untuk mandi dan keramas.Begitu kedua tangannya memegang kepalanya,seketika itu juga kepalanya hancur luluh menjadi abu.
Anggisrana
a15_anggisrana_solo1
Grafis Wayang Kala Anggisrana gagrak Surakarta
Kala Anggisrana adalah raksasa sakti yang sanggup mengubah wujudnya sesuai kenginannya.Termasuk anak buah dan kekasih Sarpakenaka,adikRahwana.Anggisrana pernah disuruh menyusup dan membuat kekacauan ke markasRama di Suwelagiri.Namun berhasil dipergoki oleh Anoman dan segera dapat dibunuh.
Dalam seni kriya wayang kulit gagrak Surakarta,Anggisrana dirupakan dalam bentuk mirip cakil berambut udalan,diurai sampai ke pantat.Dalam gerak dan perilakunya juga mirip cakil.
Anggraini
a46_anggraini_solo
Grafis Wayang Dewi Anggraini gagrak Surakarta
Dewi Anggraini adalah permaisuri Bambang Ekalaya alias Palgunadi,raja negeriNisada atau Paranggelung.Dia lebih memilih mati daripada mengkhianati cintanya pada suaminya.
Suatu ketika dia pernah bertemu dengan Arjuna,walaupun sudah diberitahu kalau dia sudah bersuami,tapi Arjuna yang merasa dirinya yang paling tampan dan sakti tetap berusaha merayunya,bahkan memaksa dengan kekerasan.Namun Aswatama,puteraResi Drona memergokinya,dan berhasil mencegah perbuatan nista yang akan dilakukan oleh Arjuna.Terjadilah perkelahian,Dewi Anggraini berhasil kabur dan melaporkan kejadian itu pada suaminya.Setelah yakin bahwa yang bersalah adalahArjuna,maka dengan kemarahan yang meluap-luap,Bambang Ekalaya menantangArjuna untuk berduel.Dalam perang tanding diantara keduanya,Bambang Ekalayagugur.Mendengar kematian suaminya,Dewi Anggraini lalu bunuh diri.
Angkawijaya
a16_angkawijaya_solo
Grafis Wayang Angkawijaya gagrak Surakarta
prabu-angkawijaya
Wayang Kulit Prabu Angkawijaya
Angkawijaya adalah nama seorang raja gandarwa(jin) dari kerajaan Plangkawati.Rajagandarwa ini mati dibunuh Abimanyu ketika masih remaja karena berhasrat memperistri ibunya,Dewi Subadra.Selanjutnya nama Angkawijaya dipakai sebagai nama alias Abimanyu,dan Plangkawati dijadikan kasatriannya.
Anglingdarma
anglingdarma-solo
Wayang Kulit Madya Prabu Anglingdarma gaya Surakarta
Prabu Anglingdarma dalam Wayang Madya adalah Raja Malawapati.Ia dikenal sebagai raja titisan Batara Wisnu,yang memahami dan sanggup berbicara dalam bahasa binatang.Selain itu ia memiliki aji Gineng yang didapatnya dariNagaraja.Permaisurinya bernama Dewi Ambarawati,dan mempunyai anak yang bernama Anglingkusuma.
Anila
a18_anila_yogya
Grafis Wayang Anila gagrak Yogyakarta
anila_solo
Grafis Wayang Anila Gagrak Surakarta
275px-nila-ramayanabali-1880
Grafis wayang Anila gaya Bali
anila
Anila adalah kera bertubuh kecil,pendek dan agak gendut tetapi berakal cerdik.Dia diangkat sebagai patih di kerajaan Guwakiskenda pada masa pemerintahan Prabu Sugriwa.Kera yang berbulu ungu ini dianggap sebagai anak Batara Narada.Anilaberhasil membunuh patih Prahastha yang mencoba mempertahankan kembangDewaretna dengan tugu penjelmaan Dewi Indradi.
Animandaya
a19_animandaya_solo
Grafis wayang Begawan Animandaya gagrak Surakarta
Begawan Animandaya adalah pertapa sakti yang mengutuk Batara Darma sehingga dewa kejujuran,keadilan,dan kebenaran itu harus menjalani hidup sebagai manusia biasa yang dilahirkan oleh wanita berdarah sudra.
Pada suatu ketika Begawan Animandaya sedang bertapa membisu,seorang pencuri masuk ke pertapaannya.Pencuri itu menyembunyikan barang curiannya di salah satu sudut pertapaan,kemudian ia bersembunyi.Beberapa saat kemudian datanglah para punggawa kerajaan yang mengejar pencuri itu.Mereka menanyakan kepada sang Pertapa,dimanakah pencuri itu bersembunyi.Namun karena selama bertapa membisu,tidak boleh bicara,Begawan Animandaya tidak menjawab sepatah katapun.Ia tetap terus saja meneruskan tapanya.
Karena tidak mendapat jawaban,para prajurit lalu masuk dan menggeledah pertapaan.Tidak lama kemudian mereka menemukan barang curian itu.Karena adanya barang bukti itu Begawan Animandaya ditangkap dan dibawa ke hadapan raja.
Sang Raja menanyakan soal barang curian yang ditemukan di pertapaan itu kepadaBegawan Animandaya,tapi pertapa itu tetap saja membisu.Akibatnya sang Raja marah dan menjatuhkan hukuman yang amat berat kepada Begawan Animandaya.Tubuh pertapa itu ditusuk dengan tombak di bagian anusnya,tembus hingga ke ubun-ubun.Namun karena kesaktian yang dimilikinya,Begawan Animandayatidak mati.Ia tetap hidup dan sehat segar walaupun sebatang tombak membuat tubuhnya seperti sate.
Melihat kesaktian sang Pertapa yang luar biasa ini sang Raja menyesal dan minta maaf atas kecerobohannya menjatuhkan hukuman.Sang pertapa memaafkannya.
Bertahun-tahun kemudian Begawan Animandaya meninggal karena usia tua.Di kahyangan sukma sang Pertapa datang menemui Batara Darma dan menanyakan tentang pengalamannya ketika hidup di dunia.Mengapa ketika masih hidup dulu ia harus mengalami penyiksaan keji padahal selalu berbuat kebaikan dan tidak pernah berbuat keji.Namun Batara Darma mengingatkan,ketika masih kecil Animandayapernah menyiksa seekor belalang dengan menusuk tubuh binatang itu hidup-hidup dengan sebatang lidi.Menurut dewa keadilan itu,apa yang pernah dialami olehBegawan Animandaya semasa hidupnya sudah sesuai karmanya.
Jawaban Batara Darma itu tidak memuaskan Begawan Animandaya.Setahu pertapa itu,aturan agama apa pun menyebutkan bahwa perbuatan anak-anak tidak dianggap sebagai suatu dosa,apalagi bilamana si anak yang berbuat itu belum paham mengenai soal salah dan benar.Mendengar bantahan ini,Batara Darma terdiam.Ia tidak dapat menjawab.
Karena tidak puas,Animandaya lalu mengucapkan kutukannya,Batara Darma harus menjalani hidup di dunia sebagai manusia biasa,dan dilahirkan oleh wanita berdarahsudra.Sudra adalah golongan masyarakat kelas bawah,menurut susunan masyarakatHindu.Kutukan itu ternyata terbukti.Batara Darma terpaksa turun ke dunia dan menitis pada Yama Widura,putra Abiyasa dari Dayang Drati,seorang pelayan istana berdarahsudra.
Anjani
a49_anjani_solo
Grafis Wayang Dewi Anjani gagrak Surakarta
Dewi Anjani walaupun resminya adalah puteri sulung Begawan Gotama dari pertapaan Gratina di Gunung Sukendra,ayah yang sebenarnya adalah Batara Surya.Ibunya seorang bidadari bernama Dewi Indradi atau Dewi Windradi.Adiknya dua,laki-laki semua.Namanya Subali alias Guwarsa dan Sugriwa aliasGuwarsi.Keduanya sesungguhnya juga anak Batara Surya.Karena peristiwaCupumanik Astagina,Dewi Anjani yang semula seorang gadis cantik berubah menjadi wanita berwajah kera.
a50_anjani_yogya
Grafis Wayang Dewi Anjani gagrak Jogjakarta
Suatu hari Dewi Anjani memergoki ibunya sedang bermain-main dengan Cupumanik Astagina,yakni sebuah alat yang berkhasiat untuk melihat dan menikmati keindahan alam dunia.Dewi Anjani menyaksikan betapa ibunya asik dengan Cupumanik Astagina,yang dikiranya alat permainan itu.Waktu Anjani meminta mainan itu,ibunya terpaksa memberikannya karena takut putrinya itu akan mengadukan soal adanyaCupumanik Astagina pada Begawan Gotama,suaminya.Dewi Indradi wanti-wanti agar Anjani menyembunyikan dan senantiasa merahasiakan alat permainan itu.
anjani-jatim
Wayang Kulit Anjani gagrak Jawa Timuran
Namun ternyata Anjani tidak mematuhi pesan ibunya.Ia justru memamerkanCupumanik Astagina pada kedua adiknya.Segera terjadi keributan diantara mereka.Ketiga bersaudara itu saling memperebutkan Cupumanik Astagina.Keributan itu mengganggu Begawan Gotama yang sedang samadi.Ia mendatangi dan melihat apa yang mereka perebutkan.
Betapa terkejutnya Begawan Gotama ketika tahu bahwa yang diperebutkan anak-anaknya adalah Cupumanik Astagina,yang diketahuinya sebagai milik Batara Surya.Dewi Indradi pun segera dipanggil dan ditanya mengenai asal-usul Cupumanik Astagina.Karena takut,Dewi Indradi bungkam tak berani menjawab.Begawan Gotamamarah dan cupu itu dilemparkannya jauh-jauh.Kepada ketiga anaknya ia berkata,siapa yang dapat menemukan cupu itu,maka ia boleh memilikinya.Kepada Dewi Indradi yang bungkam saja dikatakan seperti tugu saja,dan berubahlah Dewi Indradi menjadi tugu.
a47_anjani_kera_solo
Grafis wayang Dewi Anjani berujud kera gagrak Surakarta
Cupumanik Astagina yang dilemparkan Begawan Gotama jatuh di telaga Mandirdaatau telaga Sumala.Guwarsa dan Guwarsi yang larinya lebih cepat dibandingkanDewi Anjani sampai ke telaga itu lebih dulu.Kedua kakak beradik itu segera terjun dan menyelam ke dalam air telaga mencari Cupumanik Astagina. Dewi Anjani yang datang lebih lambat,sampai ke telaga itu dalam keadaan lelah.Ia segera membungkuk dan mencuci muka dengan air telaga itu.
Sementara itu dua orang pengasuh Guwarsa dan Guwarsi yaitu Menda danJembawan berlarian pula mengikuti anak asuhnya.Mereka pun ikut terjun ke telaga.Terjadilah keajaiban.Begitu muncul kembali ke permukaan telaga,Sugriwa danSubali telah berubah wujud menjadi kera.Sedangkan Dewi Anjani,hanya wajahnya saja yang berubah wujud menjadi kera,tetapi tubuhnya tetap manusia biasa.Menda danJembawan juga berubah ujud menjadi kera,selanjutnya disebut Kapi Menda dan Kapi Jembawan.Kapi berarti kera.
a48_anjani_kera_yogya
Grafis wayang Dewi Anjani berujud kera gagrak Jogjakarta
Ketiga anak Begawan Gotama menyesal sekali atas kejadian yang mereka alami itu.Mereka lalu kembali ke pertapaan.Begawan Gotama menyarankan agar anak-anaknya mau menerima takdir.Selain itu ia juga mengganti nama mereka.Guwarsadiganti dengan nama Subali,sedangkan Guwarsi menjadi Sugriwa.Keduanya lalu disuruh pergi ke hutan untuk bertapa.
anjani2
Dewi Anjani pun melakukan hal serupa,ia bertapa nyantaka,yaitu telanjang,membenamkan tubuhnya,hanya kepalanya saja yang menyembul di permukaan telaga Nirmala selama berbulan-bulan.Selama bertapa itu Dewi Anjanihanya memakan apa saja yang hanyut di permukaan telaga.
Pada suatu ketika Batara Guru sedang melayang di angkasa dengan Lembu Andini.Saat itulah ia melihat seorang wanita tanpa busana berendam di telagaNirmala.Timbul birahinya menyaksikan keindahan tubuh wanita itu sehingga jatuhlahkama(benih)nya menimpa setangkai daun sinom.Daun yang telah ternoda benih itu hanyut ke arah Dewi Anjani yang segera meraih dan memakannya.Betapa sedihnyaAnjani ketika ia menyadari bahwa tiba-tiba dirinya hamil padahal merasa belum pernah bersentuhan dengan pria.
Maka ia pun protes kepada para Dewa.Batara Guru kemudian datang menemuinya,dan memberikan penjelasan mengenai apa yang telah terjadi.Batara Guru juga menyatakan bersedia mengaku bahwa anak yang dikandung Dewi Anjaniadalah anaknya.Setelah lahir anak Dewi Anjani itu diberi nama Anoman,berupa seekor kera berbulu putih mulus.Kelak anak ini akan menjadi ksatria perkasa yang berumur panjang walaupun berujud kera.
Anjasmara
dewi-anjasmara-wayang-klithik
Wayang Klithik Dewi Anjasmara
Dewi Anjasmara adalah anak bungsu Patih Logender dari Majapahit,yang nantinya menjadi istri pertama Damarwulan pada Wayang Klithik.Anjasmara mempunyai dua orang abang,yaitu Layang Seta dan Layang Kumitir.Berbeda dengan tabiat kedua abangnya,Anjasmara berperangai baik hati dan lemah lembut.
Ketika Damarwulan datang ke Majapahit dan mengabdi ke Kepatihan,Patih Logender mempekerjakan Damarwulan sebagai tukang kuda.Pada saat itulahDamarwulan mengenal Dewi Anjasmara,dan keduanya kemudian saling jatuh cinta.Hubungan ini terpaksa dilakukan secara diam-diam,karena tidak mendapat persetujuan oleh kedua abangnya dan ayah mereka,Patih Logender.
Kelak ketika Damarwulan berhasil membunuh Adipati Menakjingga dariBlambangan,yang memberontak terhadap kekuasaan Majapahit,Damarwulankemudian dipersuami oleh Ratu Kencana Wungu,dan diangkat menjadi raja.Tidak lupaDamarwulan kemudian menjemput Dewi Anjasmara ke istana dan diperistri.
Anoman
a20_anoman_solo
Grafis Wayang Anoman Gagrak Surakarta
Anoman adalah kera berbulu putih,ibunya adalah Dewi Anjani,sedangkan ayahnya adalah Batara Guru.Pada saat Ramawijaya mengerahkan bala tentara kera menyerbuKerajaan Alengka untuk membebaskan Dewi Sinta yang diculik Dasamuka,Anomanbertindak sebagai salah satu senapatinya.Batara Guru memerintahkan Batara Bayuuntuk mengasuhnya.Itulah sebabnya Anoman juga diberi nama Bayusuta atauBayutanaya,Maruti atau Marutasuta.
a21_anoman_yogya
Grafis Wayang Anoman Gagrak Jogjakarta
Sebagai putera angkat atau anak asuh Batara Bayu,Anoman mengenakan kainPoleng Bang Bintulu Aji dan berkuku Pancanaka.Dalam pewayangan ada sembilan tokoh yang merupakan ’saudara tunggal Bayu‘.Mereka adalah Anoman,Bima,Wil Jajahwreka,Begawan Maenaka,Liman Situbanda,Dewa Ruci,Garuda Mahambira,dan Naga Kuwara.
anoman
Wayang Kulit Anoman gaya Surakarta
Anoman setelah dewasa,diperintahkan Batara Guru turun ke dunia untuk mengabdi pada Ramawijaya yang merupakan titisan Batara Wisnu.Anoman menjumpai Ramadan Laksmana ketika kedua ksatria itu sedang dalam perjalanan menuju kerajaanAlengka.
anoman-ensik
Wayang Kulit Anoman gagrak Jogjakarta
Saat itu Anoman sedang diperintah Sugriwa,raja Guwakiskenda mencari bantuan untuk mengalahkan Subali.Setelah Ramawijaya membunuh Resi Subali,Sugriwabersedia membantu usaha Rama membebaskan Dewi Sinta dengan mengerahkan bala tentara keranya.
anoman2
Wayang Kulit Anoman gaya Surakarta
Pada waktu Dewi Sinta disekap di taman Argasoka,Alengka,Ramawijaya mengutusAnoman untuk menemui istrinya secara diam-diam.Anoman berhasil menyelundup masuk dan bertemu muka serta menyampaikan pesan Ramawijaya kepada Dewi Sinta.
anoman-cirebon
Wayang Kulit Anoman gagrak Cirebon
Sesudah menunaikan tugasnya,Anoman kemudian membuat huru-hara diAlengka.Dasamuka kemudian memerintahkan Indrajit,anaknya untuk menangkapAnoman.Dengan panah Nagapasa yang berubah menjadi ribuan ular yang melilitnya,Anoman berhasil diringkus.